Satu. Dua. Tiga. Sudah
kuduga, kau muncul juga akhirnya. Kurasakan kepakan kupu imajiner
dalam perut ingin menyeruak keluar manakala kau tesenyum sambil ulurkan
benda putih yang disebut bunga. Oh ayolah, apa kau tak mengerti juga sarkasmeku tentang sesuatu yang disebut-sebut sebagai simbol cinta itu? Tapi pada akhirnya, kusambut
juga uluranmu.
Kemudian kau
mengawali obrolan. Biasanya aku selalu terpingkal pada setiap gurau kawan. Tetapi
anehnya bungkam menahan kerongkongan ketika sumber suara itu dari kamu, seakan
gagu telah menyatu dalam darah yang dialirkan sistem kardiovaskular. Padahal
tidak selalu seperti ini nyatanya.
Selalu begini. Pada
setiap pertemuan yang diwarnai senyap. Oh sudahlah. Akuilah bila memang rasamu
lelah menduga, sebab aku tak kunjung angkat bicara. Pergilah, aku persilahkan
kau pergi sekarang juga. Sebelum aku mengaharap binar itu bersinar. Sebelum aku
menahan langkahmu suatu hari nanti. Setidaknya, aku belum terbiasa dengan keramah tamahanmu jika tidak mau dibilang orang asing.
Jujur saja, aku tak
ingin mudah menaruh percaya kepada seseorang. Apalagi dari awal aku memang
sudah menangkap sorot tak jelas dari manikmu.
Pergilah, seseorang
disana sudah melambai-lambaikan tangannya untukmu.
Pergilah, seseorang
disana bisa berbicara lebih banyak untukmu.
Pergilah, seseorang
disana sudah menyiapkan telinganya untukmu.
Pergilah, aku takkan
bisa menjadi seperti yang kau mau.
Janganlah kau anggap
menunggu itu pekerjaan enteng, banyak asa yang mulai luntur karena lelah
menunggu. Banyak kekecewaan yang menggerogoti karena gagal menunggu. Dan banyak
rencana dari Tuhan yang akan menanti di kemudian hari.
Jangan, jangan kau
tunggu aku di persimpangan itu. Karena aku tak tahu nantinya, kau akan diam
disitu atau melangkah pada salah satu jalan setapak. Pergilah, ikuti kata
hatimu. Jangan abaikan aku yang berusaha mengabaikanmu. Maafkan, jika aku
terlalu idealis. Tapi tetap saja, menunggu itu meletihkan dan membosankan. Jika
kau rindu, cukup sematkan aku dalam doamu. Utarakanlah pada cintamu yang
sesungguhnya. Niscaya kau tidak akan pernah kecewa. Niscaya kau akan lebih
bersabar, menunggu cintamu yang dibangun karena ridha-Nya. Karena aku tidak mau
membuatmu menunggu sesuatu yang tidak pasti, sekali pun bagimu aku adalah alasan
dibalik karena.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
aku bukan orang yang suka menunggu... aku suka ditunggu... tapi aku akan merasa bersalah kalau ada orang yang kubuat menunggu lama tanpa kepastian #Eh #salahfokus
BalasHapus