Di Luar Hujan

Malam ini dingin. Disamping karna digigit nyamuk, sepertinya nocturnal sudah menyatu dalam nadi, jadi jangan heran kalau Chik update status malam-malam. Jam setengah sembilan tidur pulas disamping hp. Beberapa kali sempat baca tentang bahaya radiasi handphone. Tapi kayaknya cuma dikit yang mengendap dikepala. Gimana mau ninggalin hape kalau percakapan yang ada didalamnya belum mau diakhiri, percakapan biasa, tapi dari orang istimewa. Hehehe.

Pas buka laptop, tancepin headset, search lagu favorit. Tiba-tiba lagu dari Element judulnya Cinta Sejati jadi now playing.

“Hanya cinta sejati yang bisa bertahan tanpa mengenal waktu. Bertahan seperti karang ditengah samudra.”

Lagu ini udah lama bangeet. Selidik punya selidik, ternyata filenya berasal dari foldernya Mama. Lagu yang dirilis tahun 2002 dengan Ari Lasso sebagai vokalis. Saat itu aku baru lucu-lucunya, pipi gembul, gigi gigis, dan polah pethakilan (sampai sekarang).

Malam ini aku lagi kangen seseorang (agak nggak nyambung sama lagunya sih).

Seseorang yang dulu selalu punya waktu untuk sekedar mendengar cerita sehari-hari atau memberi nasihat sekarang sudah larut dalam alunan kesibukan masing-masing. Tak sempat mampir karna tiap menginjakkan kaki di rumah, raja langit telah berganti tahta. Memang banyak fasilitas media sosial yang dapat diakses, tapi tetap saja, ruang hampa itu tetap ada, batas itu tetap tercipta.

Tiba-tiba pikiran berkelana, kembali ke nostalgia masa putih biru.
Mau ke My Meal deket sekolah.

Saat itu hujan, kita (aku, Ami, Salsa, Alya) nunggu bis bantulan di emperan toko. Kita mau mancing di Rumah Alya. Yeayyy! Saat itu kelas 7 smp dimana kita sedang coba saling mengenal, lalu dekat, lalu jadi sahabat.


Masih dengan hujan latarnya, latihan baris-berbaris demi menghadapi PPI baru saja usai, kita (aku, Ami, Fitri) keluar dari gedung sekolah, bertiga. Mencegat bis ditempat biasa sambil diiringi gelak tawa. Tanpa alas kaki, tanpa pelindung tubuh, membiarkan rintik hujan membasahi kulit. Tiba diperempatan, sebuah ide tercetus. Meneriakkan nama sang idola. Saat itu K-Pop sedang marak, maka meneriakkan sang pemilik nama sambil menebalkan muka pun, kami lakukan. Sebut saja kami gila karna emang begitu kenyataannya.

Narsis disela-sela hujan.
Jalur dua. Lewat rumamu, lewat rumahku. Kanan: Salsa.

Katanya sih kembar, katanya.

Lalu ketika ujian nasional hampir tiba, seruan, sadaran, segala macam tentang mimpi dan masa depan mulai dielu-elukan. Aku dan kamu salah dua yang tersihir dengan iming-iming para guru, senior, bahkan tentor. Kita dikepung ambisi. Lalu berangkat les bersama setiap beberapa beberapa hari sekali mulai mendekatkan kita yang tadinya sudah begitu dekat. Selalu ada kejadian lucu ketika mau berangkat les dari smp ke Neutr*n. Ah sumpah, yang ini aku kangen banget. Judulnya mengejar mimpi. Padahal intinya cuma disugesti biar dapet nilai bagus pas UN.

Cuma segelintir memori yang sering mampir di hati. masih ada ratusan lainnya yang tersimpan rapi dalam ingatan.

Berteman denganku mudah sekali, tinggal sapa, senyum, lalu aku akan balas menyapa dan tersenyum. Tinggal curhat, maka aku akan mendengarkan dan berkomentar sesekali. Aku memang mudah menceritakan apapun kepada siapapun. Tapi sesungguhnya sedang mencari tahu, apakah ada sosok yang dapat menggantikanmu, sahabat?

Dan jawabannya belum, mustahil, nihil. Kamu itu tak terganti.

Ayo, meetup lagi. Sama Fitri atau Cini. Ayo main fullteam! Aku kangen, Mi!


Btw, aku belum ngerjain laporan Fisika.
Bantuin, dong!

Diluar hujan,
Chik.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)