Seseorang dibalik Kemudi


Tidak ada satupun lembaga asuransi yang berani menjamin dengan garansi termahal; untuk resiko akibat patah hati serta efek jangka menengah yang mampu ditimbulkannya. Beda halnya dengan berkhayal, meski kadang bisa menimbulkan nyeri akibat the fact not same as reality, setidaknya ada secercah bahagia yang mampu menjadi bius sementara.

--
Sore itu, aku melewati jembatan layang yang tidak panjang-panjang amat. Meng-capture seluruh kota hanya dengan lima kali kedip. Mataku seakan punya sayap, terbang rendah menelusuri peristiwa di bawah jembatan satu-satu.
Kamu ada dimana?
Apakah itu kamu? Lelaki di dekat rel kereta. Bersiap menyebrang, lantas menghampiri ojek yang telah menunggu. Kedua tangan menenteng kardus cendera mata, punggung digelayuti ransel yang berjejalan baju kotor 3 hari belakangan. Di sakumu, tersembul kertas panjang berisi daftar nama gunung yang sudah kau contreng satu-satu.

Tipe manusia perencana kebebasan. Bagaimana pendapatmu soal memetik
Edelweiss dan buang sampah di hutan? Aku ingin dengar.

Atau mungkin saja, kamu sedang duduk dalam coffe shop dekat peron. Pria berkacamata yang gelisah di dekat jendela, membiarkan isi cangkir Machiatto mendingin. Memikirkan narasi untuk membujuk seorang rekan dalam pendanaan sebuah proyek besar. Nampak rapi dengan setelan putih serta dasi biru garis-garis. Mengecek jam tangan 5 detik sekali. Gelisah.

Tipe manusia modern dengan dengan life goals strict.
Terlalu serius dan kaku. Hmm, tapi siapa tahu nanti kalau sudah berbincang?
--
“Tiiiiiiiiiiiiiiiiin.” Klakson mobil berbunyi nyaring membuyarkan lamunan. Ih, kejam sekali. Setengah sadar kupandangi speedomeeter. Astaga, 10 km/jam! Pantas saja pengemudi itu nyaris muntab (dan barangkali belasan pengemudi lainnya di belakang sana). Xixixi maafkan. Aku lantas menambah kecepatan.
Sepertinya, wajah dibalik kaca itu tidak asing bagiku.
Sampai di bawah, aku segera menepi ke trotoar terdekat. Aku mengecek media sosial seseorang yang kubisukan profilnya belakangan.
 Ah, ternyata benar! Ternyata kamulah orang dibalik kemudi itu
– bersama wanitamu, sedang tertawa lepas.

Habislah aku! Dan setengah khayalan yang kubuat sendiri.

Ah, ternyata pura-pura bahagia itu menyakitkan!

Semua tempat yang aku datangi, selalu ada kamu.
Kamu lagi, kamu lagi.
Berpisah itu Mudah. Rizky Febian ft. Mikha Tambayong.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)