Mengeja Sunyi




Malam ini gelap malam ini dingin. Petir bergemuruh menyuguhkan kilat menyambar lazuardi. Ada yang abai pada pekatnya malam, merekahkan cahaya pada bunga tidurnya. Ada pula yang menikmati malam, menyeduh secangkir jahe atau kopi hangat di pos ronda, teman begadang katanya.

Malam ini temaram malam ini sepi. Udara terasa mencekik kerongkongan, jangkrik memainkan melodi seiring melarutnya malam. Dibagian sana, beberapa kilometer tengah kota suasana pasti bingar. Tak seperti disini, yang kudengar hanya isyarat jam dinding mengetuk-ngetuk relung sunyi. Ada yang rindu, ada yang benar benar r-i-n-d-u. Apakah ada juga—yang merasa?

Malam ini pilu malam ini pengecut. Menyembunyikan bintang dalam pekatnya awan. Tak punya keberanian melihat sekitar. Adakah bintang merasa malu? Terus bergantung pada semesta. Percuma saja teriaki kalau yang dimasuki ruang hampa, tidak ada yang sudi mendengar. Pulang, pulanglah, malam adalah malam meski esok berakhir jua.
Dan kebekuan diantara kita, membuat tubuhku makin mengigil.

Selamat menikmati malam pangeran,
Salam hangat dari kutub angan
yang takkan pernah kugapai.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)