Remang-remang
Malam memang saat yang tepat untuk jalan-jalan kalau kataku. Hehe.
Udara malam itu segar. Lampu-lampu jalan maupun pertokoan membuat kerlap kerlip indah menyemarakkan malam.
Biasanya, kalau aku pulang menyentuh malam dan melewati jembatan. Aku suka merentangkan satu tanganku (sebenrnya pengen dua-duanya, tapi si Imron sepertinya blm siap) kemudian bernyanyi atau berteriak keras-keras.
Membiarkan relung paru-paruku diisi oleh sebanyak-banyaknya gas yang terdapat di atmosfer (maunya sih oksigen).
Dan semalam, aku pergi bersama nenek tercintaku ke sebuah pasar tradisional yang buka malam hari; pasar Giwangan Yogyakarta!
Kalau lazimnya pasar itu buka pada dini hari pas matahari lagi malu-malunya muncul. Pasar ini justru ramai ketika matahari sedang mengangkasa di belahan bumi yang jauuh dari sini. Hehe
Tapi sayangnya, pasarnya ramai oleh kendaraan bermotor. Para pengendara enggan berhenti dan memarkirkan kendaraan mereka di tempat yang seharusnya. Jadi perpindahan dari satu lapak ke lapak yang lain ditempuh dengan menggunakan motor.
Sungguh aku tidak akan pernah menyarankan nenekku belanja sendirian disini! Terlalu berbahaya.
Dan jalan-jalan malamku kurang menyenangkan akibat keprihatinan akan berubahnya situasi pasar tradisional yang kukunjungi.
Eh tap, pasar ini harus tetap buka! Jadi kalau digabungin, pasar-pasar tradisional ini buka 24 jam! So, ngapain ke pasar modern kalau disini bisa bercanda-canda dengan penjual, gratis udara segar lagi! Ayo ke pasar tradisional~
Udara malam itu segar. Lampu-lampu jalan maupun pertokoan membuat kerlap kerlip indah menyemarakkan malam.
Biasanya, kalau aku pulang menyentuh malam dan melewati jembatan. Aku suka merentangkan satu tanganku (sebenrnya pengen dua-duanya, tapi si Imron sepertinya blm siap) kemudian bernyanyi atau berteriak keras-keras.
Membiarkan relung paru-paruku diisi oleh sebanyak-banyaknya gas yang terdapat di atmosfer (maunya sih oksigen).
Dan semalam, aku pergi bersama nenek tercintaku ke sebuah pasar tradisional yang buka malam hari; pasar Giwangan Yogyakarta!
Kalau lazimnya pasar itu buka pada dini hari pas matahari lagi malu-malunya muncul. Pasar ini justru ramai ketika matahari sedang mengangkasa di belahan bumi yang jauuh dari sini. Hehe
Tapi sayangnya, pasarnya ramai oleh kendaraan bermotor. Para pengendara enggan berhenti dan memarkirkan kendaraan mereka di tempat yang seharusnya. Jadi perpindahan dari satu lapak ke lapak yang lain ditempuh dengan menggunakan motor.
Sungguh aku tidak akan pernah menyarankan nenekku belanja sendirian disini! Terlalu berbahaya.
Dan jalan-jalan malamku kurang menyenangkan akibat keprihatinan akan berubahnya situasi pasar tradisional yang kukunjungi.
Eh tap, pasar ini harus tetap buka! Jadi kalau digabungin, pasar-pasar tradisional ini buka 24 jam! So, ngapain ke pasar modern kalau disini bisa bercanda-canda dengan penjual, gratis udara segar lagi! Ayo ke pasar tradisional~
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Posting Komentar
Drop your coment here! :)