Tuan-Tuan Hakim 'Keadilan'

Suatu kejadian, apapun itu, sekeras apapun dilupakan, pada akhirnya akan menempel sama kuatnya dengan usaha melupakannya. Membekas.

Apalagi sesuatu yang meninggalkan kesan buruk.

Saya tidak pernah seterhantui ini ketika masalah-masalah kecil maupun besar yang mampir dihidup menerkam dan melahap saya habis-habis.

Rasa percaya diri saya tidak pernah ambles sedalam ini, sampai tak terdeteksi sisanya.

Saya memang sudah memahfumkan semua yang terjadi. Semua tuduhan-tuduhan yang dilayangkan. Semua tatapan-tatapan tajam yang menyudutkan. Dan semua kucilan-kucilan yang menggema dibalik punggung.

Dear, Tuan-Tuan yang mengatasnamakan profesionalisme, terima kasih telah membuat saya merasa menjadi manusia terburuk malam itu. Terima kasih telah menyadarkan betapa tidak berharganya saya dimata Anda-Anda.

Saya cuma bisa terduduk. Menatapi layar ponsel. Bukan maksud tidak sopan. Saya memanggil teman. Saya tidak mau tumbang malam itu, sekaligus menguatkan diri karena saya tau saya masih punya Allah dan teman-teman yang baik.

Saya tidak menyangkal, padahal tidak semua yang dikatakan Tuan benar. Sedikitpun tidak. Padahal, saya memiliki hak, dan diharuskan untuk dibela. Tapi saya memutuskan untuk diam saja.

Karena melawannya, menyanggahnya, membela diri, dan melakukan hal-hal yang Tuan-Tuan lakukan kepada saya, hanya akan menghasilkan kesia-siaan. Apa yang saya lakukan dengan hati, selama ini, tanpa imbalan apapun, akan hangus dan tak bernilai seketika di hadapan-Nya. Dan saya tidak mau.

Bukankah seharusnya ada cinta yang terselip dihati Tuan-Tuan? Yang membuat tutur kata melembut, nada-nada suara tidak menyakiti hati, serta hal-hal yang bisa diselesaikan tanpa kalimat "Mau Anda itu apa...? Saya kurang apa....?"

Sebut saja saya bukan orang yang profesional. Atau lebih tepatnya, gila profesionalisme. Eh sebentar, apa benar, ini yang disebut profesionalisme?

Pada dasarnya, saya cuma melakukan hal-hal yang menurut saya benar. Kalau Anda merasa ada yang kurang beres, silakan bilang 'dengan cara yang baik', maka saya akan menghargai Anda dan memperbaiki cara saya.

Semoga Anda dan saya dikaruniai kesabaran dan keihlasan seluas samudra.

Doakan saya segera sembuh dari efek traumatis yang timbul.

Dan terakhir, dengan segenap cinta, semoga Tuan-Tuan sehat selalu :)

Ps : ditulis ketika belum bisa berdamai dengan diri sendiri, sekarang sih sudah biasa aja. Semoga jadi lesson buat melangkah ke depan. Semangat!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)