Mengapa Sulit Sekali

Ia marah-marah karena merasa kurang dihargai.

Padahal, sedari awal, ia yang tidak mau mengenalku lebih dalam. Lantas, menuntutku mengenali diriku dengan caranya.

Kita sama-sama keras kepala. Selalu punya pembenaran atas aksi masing-masing. Saling menyakiti karena enggan saling menaruh peduli.

Tapi, plis kali ini saja, jangan buat saya terus menerus merasa kehilangan sosok yang begitu mencintai saya -yang tanpa saya banyak bicara, ia mengerti lantas memberi arti.

Dear Simbah Kakung, mengapa saya masih tidak bisa tidak merasa baik-baik saja saat satu dua senyuman itu melayang-layang dalam benak saya?

Sedari awal saya sudah mencoba rela, berusaha merelakan. Tetapi, kenapa sulit sekali? Bukankah seharusnya saya lebih bisa mengatur emosi, mengontrol pikiran, lantas memvisualisasikan hal-hal poitif ketika kilasan-kilasan memori itu lewat begitu saja?


Saya kangen sekali, Mbah. Sungguh. Sudah tiga hari saya cuma istirahat di tempat tidur, berharap dikompres lantas ditemani simbah makan. Seperti tahun-tahun sebelumnya.

Semoga kita bisa jumpa lagi, simbah.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)