Tentang Pagi yang Ditinggalkan

Bu, kenapa tidak merefleksikan luka dengan hal-hal yang tidak melulu tentang kemarin?

Aku tahu Ibu kemarin lelah. Ibu sempat mengalah. Ibu nyaris kehilangan arah. Tetapi aku tahu, Ibu selalu kuat. Ibu tidak pernah kehabisan doa-doa untuk dipanjatkan. Aku juga sangat mengerti bahwa sampai kapanpun, sakit dan jatuh bangunku seumur hidup tidak akan pernah lebih dari punya Ibu. Kalau bicara luka dan ketegaran, Ibu selalu jadi idolaku.

Tapi Bu,
kita tidak sedang membicarakan tentang luka dan nyeri siapa yang paling besar. Bukankah seharusnya kita saling memperkecil keduanya sampai mereda? Bukankah kalau kita bersepakat memulainya dari awal, tidak akan ada permulaan yang lebih besar dari angka nol?

Tapi Bu,
kalau kondisi sekarang tidak baik, bukankah kita selalu punya harapan esok akan punya sejuta kebaikan untuk kita rengkuh? Asal kita bersama, setahuku tidak akan ada masalah yang terlalu besar [Atau sebenarnya kita sendiri yang saling menciptakannya?]. Apa iya datangnya ia harus selalu diakhiri dengan kepergian? Ibu mau pergi lagi?

Tapi Bu,
pernahkah Ibu mempertimbangkan kepergian-kepergian Ibu selalu meninggalkan lubang yang makin membesar seiring jejak langkahnyan menjauh? Tidakkah Ibu tahu bahwa ikatan kita belum pernah selesai sesaat setelah Ibu mengajari bicara dan berjalan?

Bu, sungguh, tidak apa-apa jika aku yang terpaksa kalah dan mengalah, tapi tolong jangan membuatku sulit paham dengan terus menerus memberi tahu Ibu terluka tanpa tahu sumber sakitnya.

Semoga Ibu segera pulih. Semoga kita lekas membaik.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)