Terima Kasih, ya.

Terima kasih. Sungguh. Terimakasih sudah menyuguhkan apa-apanya persis seperti apa adanya.

Terima kasih pada temanku yang malam itu seperti malaikat yang turun ke bumi menyampaikan kebenaran meski harus diawali dengan amarah dan bertubi-tubi rasa kecewa.

Terima kasih pada sahabatku, terutama Tya, yang sudah mau jadi bantalan tinjuku kala tanganku tak mampu menimpuk perbuatan brengseknya. Tenang, aku mengutuk perbuatannya, bukan dirinya secara langsung. Tapi kalau memang merasa ya sudah. Hehe.


--
Terima kasih padamu yang sudah mengatakan apa-apa yang ingin kau katakan. Meski aku tidak tahu kamu seratus persen jujur atau tidak. Aku tidak peduli lagi.

Aku sadar mengatakan semuanya. Sepenuhnya sadar. Tidak melarikan diri dengan berkata sebaliknya. Seperti seseorang di Gazebo yang menyalahkan ketidaksadaran atas perbuatan yang telah dilakukannya; menumbuhkan harap di tempat yang tidak semestinya.

Selamat berbahagia, ya. Semoga ia bisa jadi alasanmu tidak mudah bermain dengan sembarang hati. Kakak tingkatku itu terlalu lugu dan baik sekali untuk kau sakiti. Selamat berganti status dalam hitungan bulan. Aku turut berbahagia atasmu.

Dan aku bahagia sekaligus sangat lega, sungguh. Sebab, dulu dan selamanya, aku tidak jadi memilihmu.

Terima kasih ya Tuhan, sekarang aku tahu bagaimana caranya bersikap kalau-kalau manusia dengan jenis ini muncul di hidupku, tapi semoga saja tidak. Hehe

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)