![]() |
Source here |
Sepasang
burung pipit kala itu, menggepakkan sayap coklat-kelabunya yang mungil, saling menatap di rerumputan sambil bertukar cicit.
Ia
duduk, tidak banyak bicara. Mengulurkan sebungkus bakso bakar yang masih
hangat.
“Ini yang paling enak kata temanku,” aku
menerima ulurannya, mencomot sebagian. Dan aku pikir, temannya benar.
Sore
itu, di tengah para pemanah, para pemain futsal, pelari, maupun kanak-kanak
yang sedang belajar berdiri, dari arahku melihat, kau bersinar diterpa matahari
sore, yah, setidaknya matahari bertahta di belakang rambut legammu.
Ini adalah
momen langka. Di lapangan serbaguna dimana sudut-sudutnya diberi bangku bertingkat
mirip stadion ini, sebuah ketukan datang. Mempersilakanku
menyelam ke sisi lain dirimu.
Salah
satu burung pipit itu terbang rendah. Tadinya kupikir pasangannya akan
mengejarnya. Ternyata tidak.
“Entahlah,
hanya saja aku merasa nyaman menjadi diriku sendiri. Diriku yang sekarang,”
Ucapmu
sambil menerawang setelah memaparkan bemacam sebab yang tersembunyi dibalik
karena.
“Hey, sama
sekali tidak ada salahnya, sudah besar harus sudah bisa memijak. Eh, tapi siapa
yang tahu lima tahun lagi? Sepuluh bahkan? Bisa saja kamu berubah pikiran,”
“Yah,
siapa tahu,” kau mengedikkan bahu, tertawa renyah. Mengumpulkan sisa-sisa
semangat yang terkumpul pada sebuah pusat di tubuhmu.
Tak berapa
lama, seekor burung dari famili Passeridae yang berdarah eurasia itu bercicit riang menghampiri pasangannya sebelumnya.
Berkejaran, kemudian mengangkasa bersama.
Did you
know? Justru semudah itu menemukan rumah.
Yogyakarta, 18 Agustus 2015
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Posting Komentar
Drop your coment here! :)