Teruntuk Salah Satu Fans

Halo. WQWQ. Awarkward banget nulisnya karena tahu kamu bakal baca. Oke. Here we go. 

Siang itu, kalau nggak salah habis Forestcamp, semua orang dengan wajah keletihan duduk di kursi bus masing-masing. Jangan dibayangkan bus AC atau semacam busway begitu, bus kami seperti bus warga jogja pada umumnya. Kadang bus kota, kadang bus mBantulan (setidaknya begitu aku dan kawan-kawan SMP menyebutnya). Angin semilir dari kedua pintu bus yang dibuka serta fisik yang letih yang disimpan berhari-hari lantas membuat sebagian besar dari kami langsung jatuh terlelap ke alam mimpi.

Tapi aku tidak ngantuk, masih belum sepertinya. Semua orang asyik masyuk dengan tidurnya, aku mencoba mencari teman ngobrol. Lalu, kusapalah ia yang berdiri di depan pintu bus. Oiya, bdw nggak semua anak kebagian tempat duduk, jadi beberapa ada yang terpaksa (atau dengan sukarela, mana gw tau) berdiri.

Sebetulnya aku nggak kenal-kenal amat, Cuy. Mau nyapa aja mikir-mikir, soalnya kayaknya anaknya songong abis. WKWK. Tapi biarin deh, masa sudah diorientasi tapi tidak hafal nama teman sendiri (padahal nyatanya sudah kepala tiga di kampus juga sama saja). Akhirnya kusapalah ia, aku lupa nanya apa waktu itu. Nanyain mau daftar organisasi apa kalau nggak salah, tapi emang SKSD banget. Agak jijik kalau ingat. Ya dianya tetep songong dong, karena aku terus yang melempar pertanyaan. Udah kaya Rangking Satu aja :(

Akhirnya, kuputuskan buat nggak melanjutkan obrolan. Eh, tapi tadi aku bicara sama siapa ya? Karena sebenarnya targetku ngajak ngobrol adalah menambahkan ia ke daftar kontak di otak. Aku membuka grup angkatan. Setelah ketemu, lalu kumasukkan namanya ke mesin pencari sebuah aplikasi pertemanan. Hmm. Tidak banyak yang bisa disimpulkan. Yang jelas di medos dia tidak mencitrakan dirinya songong. Oke sudah.

Lalu semester berikut-berikutnya, jadi sering terlibat di praktikum maupun kelas yang sama. Terus sempat satu proyek yang dan pending karena banyak hal. Oh, ternyata anaknya tidak se-songong itu, cenderung kocag dan sedikit slewah. Kalau ambis mah tidak usah ditanya, lab mana yang belum pernah ia daftari sebagai Coass? :( 

Aku sering bilang kalau dalam hidup, kita nggak musti deket banget sama orang buat merasa kalau dia benar-benar temanmu. Nah dia salah satunya. Seringkali sebelum praktikum atau responsi mulai, aku kelabakan soal waktu, lantas tiba-tiba dia masuk opsi selain teman-teman yang biasanya kutanyai. Lah, bagaimaa tidak? Orang status chatnya online terus :( wkwk. Eh jangan salah, aku tidak ngecek tiap saat. Cuma hal paling rasional untuk mengecek ke-fastrespon-an orang adalah dengan melihat status chatnya.

Hehe. Ya gitu deh. Tapi emang dasarnya aku teman yang begitu merepotkan, sih. Dan kamu selalu mengambil jatah repot orang lain. Bukan begitu? Aku nggak mau menyimpulkan kamu dengan satu kata yang sering disebutkan orang-orang; baik. Karena bagikku baik itu sangat multitafsir dan sudah mengalami pergesera makna.

Jadi, bisakah kamu kusebut saja senang menolong saja? Terima kasih atas banyak bantuannya, ya. Anggap saja post ini sebagai ucapan terima kasih yang tak pernah disinggung-singgung kalau ketemu. WQWQ habis lawakanmu seringnya punchline, sih.

Oke gitu aja. Kalau kepanjangan nanti jadi novel. Selamat berkejaran dengan waktu!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar

Drop your coment here! :)