Image Source : tumblr |
Tidakkah kau lelah bersembunyi dibalik semua senyum palsu yang kau paksakan tanpa binar dari kedua bola matamu? Sadarkah engkau bahwa lingkaran hitam di bawah kelopakmu mampu menjelaskan banyak hal ketimbang ucapan-sok-baik-baik-saja versimu?
Sudahlah
tak usah berdusta, aku mengerti kau tak terbiasa berteman dengan hampa. Eh jangan-jangan
keramaian hanya merupakan salah satu penghibur diantara kesepian yang
sehari-hari menghinggapi? Pelarian mungkin? Lihat tuh, topengmu sudah
compang-camping. Masih sanggup berakting?
Kau
bilang padaku jangan menatapmu seolah kau sudah putus asa. Kau bilang padaku
bahwa aku terlalu berlebihan menanggapi semuanya. Kau yang selalu sok kuat. Sok tegar. Sok
ceria. Sok tak butuh bantuan. Tak lihatkah bahumu mulai membungkuk akibat
banyaknya beban yang kau pikul seorang diri; sedang manusia disekitarmu enggan
ambil peduli.
Aku memang
tidak mengatakan kau selalu sendirian. Sering kali aku melihat kau satu
rombongan bersama teman-temanmu. Tertawa lepas sampai lingkaran hitam dimatamu
tersamarkan oleh wajah cerahmu. Kau yang berusaha menutupi segala bengkak.
Berusaha menyenangkan orang lain meski hatimu sedang remuk. Berusaha
tampak baik-baik saja padahal asa sudah melapuk. Ya, kau selalu pandai
menampik.
Hei,
Tapi kemana teman-temanmu yang berjubelan? Kenapa malah kesepian yang menjadi
teman bicara? Memangnya aku tidak sadar, meski kau menelungkupkan wajah
rapat-rapat, bahumu yang naik-turun menjelaskan; kau sedang terisak
disudut sana. Dan tak seorangpun menghampiri apalagi paham.
Kau selalu berpossitive thinking bahwa kau sulit dipahami mereka. Ya. Dikau selalu berkamuflase dengan topeng-topeng itu, meski kali ini juga sadar; mereka tidak tuli, pasti ada suara yang bisa di dengar. Lantas, mana teman-teman yang kau banggakan itu? Apakah mereka hanya mengelukan namamu pada pertunjukkan tertentu? Sedang pada musim ini menghilanglah mereka ditelan tepukan riuh rendah yang memuakkan? Dirimu sebenarnya tahu, tapi tetap saja tak mau tahu.
Kau selalu berpossitive thinking bahwa kau sulit dipahami mereka. Ya. Dikau selalu berkamuflase dengan topeng-topeng itu, meski kali ini juga sadar; mereka tidak tuli, pasti ada suara yang bisa di dengar. Lantas, mana teman-teman yang kau banggakan itu? Apakah mereka hanya mengelukan namamu pada pertunjukkan tertentu? Sedang pada musim ini menghilanglah mereka ditelan tepukan riuh rendah yang memuakkan? Dirimu sebenarnya tahu, tapi tetap saja tak mau tahu.
Aku
tahu amunisimu hampir habis. Senapan secanggih apapun bila tanpa peluru, tak
ubahnya pistol mainan, bukan? Tapi kau selalu punya sejuta wajah untuk
ditampilkan ditengah permainan sandiwara yang sedang berlangsung. Katamu
hidup adalah pementasan sandiwara orang-orang sekitar. Kalau begitu, ajari aku menyiasati
hari-hari!
Yogyakarta, 26 Juli 2014
Ini monolog atau cuma catatan
belaka?
Entahlah, sedang cuti bepikir.
ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Posting Komentar
Drop your coment here! :)